Rabu, 14 Desember 2016

Natal di Hatiku

Natal di Hatiku
APA MAKNA NATAL BAGIMU?
Natal identik dengan kado, pohon cemara(pohon natal), lampu kelap-kelip, makanan-makanan mewah, kue-kue, perayaan besar, berkunjung ke sanak familly dan kolega, dll. Memang Natal lebih dikenal identik dengan kegemerlapan dan bahkan di tempat-tempat tertentu Natal diidentikkan dengan pesta pora. Pada awal bulan Desember setiap keluarga terutama ibu-ibu mulai mempersiapkan segala sesuatunya untuk perayaan Natal, begitu antusiasnya menampilkan segala yang terbaik. Natal tidak lagi identik dengan nilai-nilai Kristen berupa ibadah dan ucapan syukur, begitu banyak pergeseran makna Natal dikalangan muda saat ini. Tidak ada salahnya apabila Natal dirayakan dengan hiasan rumah mewah, pakaian baru, pohon dan lampu kelap-kelip(seri) selama itu wajar dan makna Natal tidak hilang dari perayaan Natal yang kita lakukan. Selama segala yang dipersiapkan untuk perayaan Natal kita benar-benar membawa makna Natal yang sesungguhnya itu tidaklah salah. Apakah mesti natal di Indonesia ada salju? Tentu itu budaya yang berbeda, namun tidak ada salahnya untuk memperindah perayaan Natal dengan bertujuan mendekatkan kita pada makna dan ucapan syukur yang sesungguhnya, kepada Allah atas kasih karunia-Nya bagi kita, atas kelahiran Yesus Kristus. Alangkah lebih baik apabila konsep perayaan Natal kita benar-benar membawa makna Natal yang sesungguhnya secara pribadi dan memberkati banyak orang, bukan atas keinginan daging kita.
Setiap umat Kristen menyambut datangnya Natal dengan penuh semangat. Namun apakah makna Natal itu dipersiapkan di hati dengan semangat? Tentu itu menjadi pertanyaan bagi kita pribadi lepas pribadi. Ada yang sibuk melayani, ikut paduan suara, ikut pelayanan disana-sini dan seolah-olah Natal adalah hanya perayaan rutinitas setiap tahunnya yang penuh kesibukan untuk Tuhan bukan melayani bersama Tuhan “Sibuk untuk Tuhan? Atau sibuk bersama Tuhan?”. Begitu sibuknya dalam perayaan Natal hingga makna Natal yang sesungguhnya pun terlupakan. Apa makna Natal yang sesungguhnya bagiku? Apakah aku masih ingat arti yang sesungguhnya dari Natal? Mengapa aku datang ke gereja setiap hari Natal? Apakah aku masih ingat mengapa Tuhan datang ke dunia? Apakah aku masih meragukan kasih-Nya yang begitu besar? Bukankah Natal adalah momen spesial bagi kita menyambut kelahiran-Nya di dalam hati kita? Ingat kembali Natalmu satu tahun lalu, apakah Kristus telah lahir dihatimu disaat itu, atau Natal hanya penuh dengan kesibukkan dan kegemerlapan duniawi? Terlebih nyata kita sedang menantikan Kristus datang untuk yang ke-2 kalinya bukan sebagai seorang Bayi Kudus namun sebagai Raja, dan Hakim Yang Adil.
Natal yang sesungguhnya merupakan wujud nyata kasih Allah kepada setiap umat manusia. Kasih yang mau berkorban. Allah yang kudus, yang Mahakuasa, datang menjadi seorang bayi yang lemah, tidak berdaya. Natal harusnya menjadi penyegar pikiran kita akan kasih besar Allah bagi kita. Natal pertama tidak identik dengan pesta-pora ataupun hal-hal mewah namun malah sebaliknya. Natal pertama penuh kesederhanaan dengan kandang dan palungan, mari menghayati kembali makna Natal yang sesungguhnya  melalui Natal pertama dalam Alkitab (Lukas 2:1-20). Apa arti Natal bagimu? Renungkan itu dan temukan kembali arti Natal yang sesungguhnya, arti yang ditemukan hanya di dalam diri Yesus, sang Juruselamat dunia yang turun dari sorga ke dunia untuk menyelamatkan manusia yang berdosa. Sudahkah kamu mempersiapkan hatimu untuk menyambut Dia? Sudahkah kamu merendahkan hatimu untuk menerima-Nya? Tidaklah salah apabila kita merayakan Natal dengan segala pernak-pernik Natal dan makanan-makanan mewah, namun yang terpenting dari itu adalah persiapkan hati kita terlebih dahulu untuk menyambut dan menerima kedatangan-Nya bagi kita. Sekalipun kita merayakan Natal dalam segala kekurangan kita, dalam segala keterbatasan kita, Tuhan Yesus tidak memandang kemewahan duniawi yang kita persiapkan, Tuhan Yesus hanya berkenan apabila kita bersukacita karena kita telah mempersiapkan hati kita bagi Dia.
Tuhan Yesus datang bukan untuk melihat segala kemewahan dunia ini, namun Dia datang kedunia ini untuk memperbaharui hati kita, siapkanlah hatimu untuk diperbaharui-Nya. Bersukacitalah menyambut kedatangan-Nya bagimu secara pribadi. Jadilah seperti seorang gembala domba yang terlebih dahulu mempersiapkan hati-Nya untuk menyambut kedatangan Sang Juruselamat.
“Kemuliaaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya. (Lukas 2:14)” Persiapkanlah hatimu untuk menyambut kedatangan-Nya. Dia akan datang untuk yang ke-2 kali nanti, pastikan kita ada dan ikut bersama-Nya menuju kerajaan Sorga. Amin.


#Boby Alkadita dari Natal IMKP 2015, untuk Natal IMKP 2016
Nostalgia Natal Tahun Lalu.

3 komentar: