Natal identik dengan kado, pohon
cemara(pohon natal), lampu kelap-kelip, makanan-makanan mewah, kue-kue,
perayaan besar, berkunjung ke sanak familly dan kolega, dll. Memang Natal lebih
dikenal identik dengan kegemerlapan dan bahkan di tempat-tempat tertentu Natal
diidentikkan dengan pesta pora. Pada awal bulan Desember setiap keluarga
terutama ibu-ibu mulai mempersiapkan segala sesuatunya untuk perayaan Natal,
begitu antusiasnya menampilkan segala yang terbaik. Natal tidak lagi identik
dengan nilai-nilai Kristen berupa ibadah dan ucapan syukur, begitu banyak
pergeseran makna Natal dikalangan muda saat ini. Tidak ada salahnya apabila Natal
dirayakan dengan hiasan rumah mewah, pakaian baru, pohon dan lampu kelap-kelip(seri)
selama itu wajar dan makna Natal tidak hilang dari perayaan Natal yang kita
lakukan. Selama segala yang dipersiapkan untuk perayaan Natal kita benar-benar
membawa makna Natal yang sesungguhnya itu tidaklah salah. Apakah mesti natal di
Indonesia ada salju? Tentu itu budaya yang berbeda, namun tidak ada salahnya
untuk memperindah perayaan Natal dengan bertujuan mendekatkan kita pada makna
dan ucapan syukur yang sesungguhnya, kepada Allah atas kasih karunia-Nya bagi
kita, atas kelahiran Yesus Kristus. Alangkah lebih baik apabila konsep perayaan
Natal kita benar-benar membawa makna Natal yang sesungguhnya secara pribadi dan
memberkati banyak orang, bukan atas keinginan daging kita.
Setiap umat Kristen menyambut datangnya
Natal dengan penuh semangat. Namun apakah makna Natal itu dipersiapkan di hati
dengan semangat? Tentu itu menjadi pertanyaan bagi kita pribadi lepas pribadi.
Ada yang sibuk melayani, ikut paduan suara, ikut pelayanan disana-sini dan
seolah-olah Natal adalah hanya perayaan rutinitas setiap tahunnya yang penuh
kesibukan untuk Tuhan bukan melayani bersama Tuhan “Sibuk untuk Tuhan? Atau sibuk
bersama Tuhan?”. Begitu sibuknya dalam perayaan Natal hingga makna Natal yang
sesungguhnya pun terlupakan. Apa makna Natal yang sesungguhnya bagiku?
Apakah aku masih ingat arti yang sesungguhnya dari Natal? Mengapa aku datang ke
gereja setiap hari Natal? Apakah aku masih ingat mengapa Tuhan datang ke dunia?
Apakah aku masih meragukan kasih-Nya yang begitu besar? Bukankah Natal adalah
momen spesial bagi kita menyambut kelahiran-Nya di dalam hati kita? Ingat
kembali Natalmu satu tahun lalu, apakah Kristus telah lahir dihatimu disaat
itu, atau Natal hanya penuh dengan kesibukkan dan kegemerlapan duniawi?
Terlebih nyata kita sedang menantikan Kristus datang untuk yang ke-2 kalinya
bukan sebagai seorang Bayi Kudus namun sebagai Raja, dan Hakim Yang Adil.
Natal yang sesungguhnya merupakan wujud nyata kasih
Allah kepada setiap umat manusia. Kasih yang mau berkorban. Allah yang kudus,
yang Mahakuasa, datang menjadi seorang bayi yang lemah, tidak berdaya. Natal
harusnya menjadi penyegar pikiran kita akan kasih besar Allah bagi kita. Natal
pertama tidak identik dengan pesta-pora ataupun hal-hal mewah namun malah sebaliknya.
Natal pertama penuh kesederhanaan dengan kandang dan palungan, mari menghayati
kembali makna Natal yang sesungguhnya melalui Natal pertama dalam Alkitab (Lukas
2:1-20). Apa arti Natal bagimu? Renungkan itu dan temukan kembali arti Natal
yang sesungguhnya, arti yang ditemukan hanya di dalam diri Yesus, sang
Juruselamat dunia yang turun dari sorga ke dunia untuk menyelamatkan manusia
yang berdosa. Sudahkah kamu mempersiapkan hatimu untuk menyambut Dia? Sudahkah
kamu merendahkan hatimu untuk menerima-Nya? Tidaklah salah apabila kita
merayakan Natal dengan segala pernak-pernik Natal dan makanan-makanan mewah,
namun yang terpenting dari itu adalah persiapkan hati kita terlebih dahulu
untuk menyambut dan menerima kedatangan-Nya bagi kita. Sekalipun kita merayakan
Natal dalam segala kekurangan kita, dalam segala keterbatasan kita, Tuhan Yesus
tidak memandang kemewahan duniawi yang kita persiapkan, Tuhan Yesus hanya
berkenan apabila kita bersukacita karena kita telah mempersiapkan hati kita
bagi Dia.
Tuhan Yesus datang bukan untuk melihat segala kemewahan
dunia ini, namun Dia datang kedunia ini untuk memperbaharui hati kita,
siapkanlah hatimu untuk diperbaharui-Nya. Bersukacitalah menyambut
kedatangan-Nya bagimu secara pribadi. Jadilah seperti seorang gembala domba
yang terlebih dahulu mempersiapkan hati-Nya untuk menyambut kedatangan Sang
Juruselamat.
“Kemuliaaan bagi Allah di tempat
yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan
kepada-Nya. (Lukas 2:14)” Persiapkanlah
hatimu untuk menyambut kedatangan-Nya. Dia akan datang untuk yang ke-2 kali
nanti, pastikan kita ada dan ikut bersama-Nya menuju kerajaan Sorga. Amin.
#Boby Alkadita dari Natal IMKP 2015, untuk Natal IMKP 2016
Nostalgia Natal Tahun Lalu.
Blogg IMKP tidak aktif lagi. Bagaimana ini?
BalasHapusItulah bang. 😔
BalasHapusItulah bang. 😔
BalasHapus